KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3)

POLITEKNIK NEGERI MALANG

KELAS JTD 2A, 2B, 2C, 2D


Thursday, May 7, 2020

JTD 2A / 23 / SUPRIATNA DWI ATMAJA / 1841160129

Hambatan Dalam Penanganan COVID-19 di Gresik

Baru-baru ini, Jawa Timur mengumumkan bahwa Gresik, kota kelahiran saya menerapkan PSBB (Pembatasan Sosial Berskala Besar). Sayangnya, beberapa tempat makanan tidak mentaati peraturan PSBB tersebut sesuai himbauan pemerintah. Salah satunya adalah Warung Kopi AGP yang berada di dekat rumah saya. Setiap kali saya keluar untuk mengantarkan makanan/membeli bahan pokok, saya selalu melihat bahwa warung tersebut masih ramai pengunjung. Lebih ironis nya lagi, kebanyakan pengunjungnya adalah remaja yang sehat, muda,dan berakal.

            Hambatan yang paling susah adalah bukan masalah seberapa besar bantuan pemerintah atau banyaknya disinfektan yang disemprotkan, namun kepedulian dan kesadaran masyarakatlah yang paling susah.Tak hanya di Warung Kopi AGP, kecanduan kopi para remaja tersebar di seluruh kota tanpa mempedulikan himbauan pemerintah. Beberapa dari mereka jika didatangi oleh para apparat malah ada yang menertawakan dan tersenyum melihatnya. Akibatnya, pemerintah harus berusaha ekstra dalam penanganan virus ini. Contohnya seperti bekerja sama dengan aparat kepolisian dan tim medis yang melakukan penyisiran serta rapid test pada tempat-tempat yang sering menjadi kerumunan banyak orang seperti warung kopi. Hasilnya, beberapa dari mereka dinyatakan positif rapid test. Meskipun belum dinyatakan positif COVID-19, tapi setidaknya dapat membuat jera para 'penikmat' kopi tersebut. Namun, meskipun sudah berupaya seperti itu, masih ada-ada saja yang tetap 'ngeyel' untuk ngopi di warung kopi. Inilah hambatan terbesar dalam penanganan COVID-19 di daerah saya.

            Jika dilihat dari sisi warung kopinya, memang aneh rasanya jika mereka harus menerapkan dan mengikuti arahan negara seperti tidak menyediakan kursi dan meja serta merubah system jual beli menjadi drive thru. Menu yang disajikan pada warung kopi mungkin hanya sebagian kecil yang bisa dibawa pulang, apalagi para remaja mengunjungi warung kopi hanya untuk bercengkrama bersama teman bukan hanya sekedar minum kopi. Akibatnya warung kopi tersebut akan menurun omsetnya. Jangankan warung kopi, penjual makanan biasa saja menurun, padahal mereka lebih bisa menerapkan system drive thru. Akhirnya PHK pun bisa terjadi apabila warung kopi tersebut  meneruskan untuk menerapkan drive thru, omset yang menurun-lah penyebab utamanya. Solusi yang terbaik hanyalah merubah menu warung kopi tersebut menjadi kopi berkemasan gelas yang lebih disukai masyarakat sekarang. Sehingga dapat menopang omset yang Sebagian besar hilang, meskipun tidak begitu besar lagi.

 

Nama               : Supriatna Dwi Atmaja

JTD 2A / 23 / 1841160129

Alamat            : Jl. Jawa Asri 2 / No. 7 GKB Gresik, Jawa Timur

Koordinat        : -7.149504, 112.613888


No comments:

Post a Comment

TERIMAKASIH